7 Trik Unik Mengidentifikasi Kebohongan Melalui Perubahan Bahasa Tubuh dalam Menyikapi Suatu Situasi
PENGHASILAN – Pergerakan badan yang berubah ketika seseorang bereaksi terhadap suatu kondisi bisa jadi merupakan indikator tak langsung tentang kesetiaannya.
Komunikasi nonverbal terjadi lewat bahasa tubuh, termasuk dari pergerakan, ekspresi wajah, dan postur fisik seseorang.
Mengenali tanda-tanda non-verbal dapat memudahkan kita untuk mendeteksi kebenaran pada interaksi sosial sehari-hari.
Berikut adalah 7 metode untuk mendeteksi kebohongan melalui perubahan bahasa tubuh ketika orang tersebut menjawab situasi spesifik seperti dikutip dari situs web BetterHelp pada hari Jumat, tanggal 25 April:
1. Perubahan Sikap Tubuh
Orang yang berbohong biasanya akan mengubah posisi badan mereka, misalnya dengan bersila atau merapat. Tindakan tersebut bisa mencerminkan ketidaknyamanan seseorang dalam memberikan suatu informasi.
Postur tubuh yang kaku atau sikap terlalu percaya diri dapat menandakan adanya penipuan. Berhatikanlah perilaku pergerakannya dan bandingkan dengan tingkah laku biasanya.
2. Respons Fisiologis Karena Stres
Kebohongan sering kali menyebabkan respon fisik semacam pernafasan yang menjadi lebih cepat, detak jantung naik, atau kulit terlihat berbedawarnanya. Tindakan sederhana seperti tarikan leher baju atau penggosokan telapak tangan bisa mencerminkan upaya untuk meredam ketegangan diri.
Kulit mungkin akan tampak lebih merah akibat peningkatan aliran darah ketika mengalami kecemasan. Perubahan semacam itu bisa timbul dengan sendirinya ketika seseorang merasa ditekan oleh kebohongannya.
3. Perubahan Mendadak pada Tingkah Laku
Indikasi ketidakjujuran sering kali muncul melalui perubahan sikap dengan cepat sewaktu beralih pembicaraan. Postur badan yang tadinya rileks dapat berubah jadi resah atau malah terlampau tenang di luar batas normal.
Memindahkan obrolan ke subjek yang lebih menyenangkan bisa menunjukkan pengembalian perilaku biasa. Ketidaksamaan itu mungkin merupakan petunjuk signifikan tentang adanya ketidakjujuran.
4. Ekspresi Wajah Halus
Pergerakan wajah seperti membesarkannya lubang hidung, menggigit ujung bibir, atau kerap berkedip merupakan ekspresi mikro yang mencerminkan tekanan emosional. Sedangkan kontak mata yang terus-menerus atau malahan selalu dielakkan bisa menandai upaya untuk menyembunyikan suatu hal.
Pergerakan mata yang cepat dapat muncul ketika seseorang menyusun narasi palsu. Sedangkan wajah umumnya lebih jujur bahkan tanpa adanya ucapan.
5. Isyarat Berpikir Berlebihan
Kebocoran informasi memerlukan perencanaan tambahan dan dapat dikenali melalui interval diam yang lama atau dengan seringnya menyentuh muka. Indikator lain termasuk mengacak-acak rambut, meremas-remas jarig, atau berpaling saat menjawab pertanyaan.
Perilaku tersebut dapat mengindikasikan bahwa individu itu tengah mencari cerita yang kohesif. Petunjuk pemikiran semacam itu patut untuk diperhatikan apabila tak sejalan dengan latar belakangnya.
6. Pergerakan Badan Tak Normal
Seseorang yang mencoba menutup-nutupi kebohongan mungkin tampak sangat tegang atau terlalu sunyi. Kurangnya ekspresi wajah dan pandangan kosong dapat mengindikasikan ada beban dalam dirinya.
Sebaliknya, gelisah seperti menggeser berat badan atau menggoyangkan kaki juga bisa muncul. Perilaku ini mengisyaratkan ketidaknyamanan dengan situasi yang sedang dihadapi.
7. Batas Penafsiran Tindakan Nonverbal
Tidak seluruh isyarat nonverbal mengindikasikan kepalsuan sebab setiap orang mempunyai postur tubuh yang unik. Beberapa individu dapat berkelit tanpa menyertakan gejala-gejala fisik khusus tersebut.
Kondisi mental yang tidak baik pun bisa mengubah bagaimana seseorang merespons ketika sedang berbicara. Gerakan fisik sebaiknya dijadikan sebagai tambahan untuk dianalisis, tetapi bukan menjadi faktor penentunya.
Memahami perubahan bahasa tubuh membantu mengenali kejujuran dalam komunikasi sosial tanpa harus mengandalkan intuisi semata.
Komentar
Posting Komentar